Pengen memuat tulisan ini disini :
------------------------------------------------------------------------------------------
Dont you see, honey...
Enam tahun lalu kamu berikan kepercayaan itu. Untuk tetap bertahan pada
komitmen meskipun tahu kita akan jauh. Kamu wanita bernilai tinggi,
pasti bukan hanya aku yang menginginkanmu. Tapi kamu bersedia
mengorbankan waktu, keinginan, dan harapan untuk menunggu. Iya,
menunggu aku.
Dont you see, honey...
Tiga tahun pacaran kau berikan segala usahamu demi menjaga cerita kita.
Sungguh tak pernah aku kehilangan kepercayaan padamu. Kamu tetap
bersemangat, kuat, ceria, optimis, meskipun hari-hari penuh rindu.
Rindu yang makin lama makin tebal, berat, dan menyiksa. Pernah sekali
terjatuh, tapi itu romantika kehidupan dan duri perjalanan. Toh itu
akhirnya mendewasakan.
Dont you see, honey...
Pernikahan yang dari awal memang jadi tujuan akhirnya terjadi.
Pernikahan yang entah kenapa sangat dimudahkan oleh Tuhan, meskipun ada
saja kendala kecil di sana-sini. Perjuangan berat menjaga komitmen
akhirnya sampai di muara. Aku ingin semua bangga, seperti banggaku
memiliki kamu. Menjadi laki-laki yang kamu pilih, bukan laki-laki
satu-satunya yang terpaksa menjadi pilihanmu. Aku harus bisa
mengucapkan kalimat sakral itu sekali saja. Aku berlatih keras untuk
itu. Berulang-ulang. Dan alhamdulillah, itu terjadi. Dan akhirnya,
secara hukum agama dan negara, aku memilikimu. Kamu memilikiku. Kita
memiliki kita.
Dont you see, honey...
Menikahimu bukan akhir, itu awal. Awal sebuah perjalanan sesungguhnya,
yang pasti akan panjang, dan melelahkan. Tapi tahukah kamu, aku tak
pernah kuatir. Karena aku akan melaluinya bersamamu. Partner paling
sempurna yang diutus Tuhan untuk bersamaku. Mungkin untuk selamanya.
Semoga untuk selamanya. Inginku untuk selamanya.
Dont you see, honey...
Proses peleburan karakter kita ternyata memang tidak mudah. Persis
seperti yang orangtua kita katakan. Seringkali aku tidak habis pikir,
kenapa suami istri begitu sengitnya bertengkar. Aku bingung tentang
kamu, seperti yang aku yakin kamu bingung tentang aku. Dan aku
terjatuh. Maafkan aku. Aku sangat menyesal. Tapi sungguh, aku tak
pernah menginginkannya. Dan tak akan lagi mengulanginya. Karena itu
juga sangat menyakiti aku.
Dont you see, honey...
Time goes by, aku makin merasakan kamu makin mencintaiku setiap
harinya. Betapa aku merasa selalu semakin beruntung dari hari ke hari.
Kita masih jauh. Kamu tetap cinta. Tetap sayang. Makin cinta. Makin
sayang. Sering aku kuatir, aku tidak cukup membalas cinta besarmu itu.
Aku belajar darimu. Selalu.
Dont you see, honey...
Justru di saat penuh syukur, Tuhan menunjukkan sayangnya pada kita.
Kita diijinkan bersatu, dengan kondisi yang jauh lebih baik. Betapa
hijrah kali ini membuatku tertegun. Aku tak tahu harus merasa apa. Just
too good to be true. But it is true. Aku sangat bahagia, sayang.
Sampai lupa bagaimana cara meluapkan rasa bahagia. Usaha kita selama
ini, meskipun tidak tahu persis kondisi di masa depan, dihadiahi Tuhan
dengan sebuah parsel penuh permen-permen kebahagiaan. Kita bebas
menikmatinya. Bahkan bebas membaginya dengan orang-orang yang kita
sayangi.
Dont you see, honey...
Kota ini ternyata sangat kucintai. Enam tahun penuh romantika membuatku
sedih ketika harus meninggalkannya. Teman-teman di kala sedih dan
senang, Band pengisi hari di kala luang, Basket bersama orang-orang
baru, Kota statis yang kadang membosankan, Makanan mahal yang tetap
terpaksa dibeli, dan kantor yang sangat bersejarah. Sungguh malam itu
aku tak kuasa membendung airmata.
Dont you see, honey...
Tapi sayang, kebahagiaan ini memang luar biasa. Toh perpisahan ini
tidak abadi. Mereka tetap selalu di hati. Tuhan pasti mengijinkan kami
bertemu lagi. Kami bertemu dengan cara yang baik, bergaul dengan cara
yang baik, dan akan berpisah dengan cara yang baik pula. Sesungguhnya
tempatku memang bersamamu. Separuh agamaku. Separuh diriku. Seluruh
jiwaku.
Dont you see, honey...
Tuhan mencintai kita. Selalu mencintai kita. Sangat mencintai kita.
Dont you see, honey...
Di tengah romantika terakhir di Tarakan yang indah ini, aku sangat ingin segera bersamamu. Tunggu aku, sayang...
Dont you see, honey...
Airmata jatuh lagi saat ini...
Dont you see, honey...
Aku mencintaimu. Selalu.
(originally posted here )
ciieee, mas mahe romantisssnyaaa.. :)
BalasHapuswah... aku baru buka bloooog... OMG Hubby.. hehehe aku malu
BalasHapusso cuteee...
BalasHapus